Posts

Showing posts from February, 2015

Cigaret

Asap rokok kau sedut Bila kanser kau takut Bahana kanser kau sebut Bagai menunggu malaikat maut Untuk nyawa engkau dicabut Asap rokok kau hisap Pada bibir hitam kau ketap Tar-tar kau garap Biar anak terus berharap Jangan sampai mati berkurap

Dilamun

Hubungan kita Tak sedulu dan sebulu lagi Rantaian cinta Saling putus-putus Seolah hujan itu cinta kita Putus-putus jatuhnya. Aku dilamun Saat romantis kau suakan Selendang merah baldumu Dan bibir mekarmu Tertawa riang Mendengar cerita jenakaku yang palsu. Dan dari corong radio lama Kedengaran lagu diputar mengejekku Yang pada kerusi rotan Meratapi pemergianmu Pemergian tak kembali Dan tak kurela. Aku terus membayangkan Lenggok senyumanmu Sebelum aku lelapkan mata Yang entah kali keberapa.

Mimpi

Malam kelmarin Aku dinoda mimpi Bergelut antara cerita palsu Kebenarannya juga palsu Sebelum kokokan subuh ayam-ayam jantan kampung Aku lanjut tersedar Dan mimpi itu masih lekat di ingatan Bentuknya seolah cebisan-cebisan Mimpi yang melarutkan Setiap benak fikiran Mual-mual aku cerna Cerita yang disebaliknya. Barangkali hidupku sepi Se sepi kaset Aris Ariwatan Barangkali juga Kakiku lupa dijamah air sembahyang Sifatnya pelihara dan menenangkan. Lantas Aku dibuai mimpi palsu Dan mengasyikkan.